Sri Lestari dan Dila Nur Lita Sari selalu berangkat ke hutan setiap pagi sebelum matahari terbit untuk berburu ulat jati. Hasil buruan mereka kemudian ditawarkan kepada pembeli yang melintasi Hutan Sumberjatipohon, serta pengendara yang singgah beristirahat di rest area kawasan hutan. Ternyata banyak pengendara yang berhenti hanya untuk membeli kepompong ulat jati tersebut. Dalam sehari, warga bisa meraup untung antara lima puluh hingga seratus ribu rupiah.
Selain dijual, sebagian kepompong ulat jati ini juga dibawa pulang untuk dimasak dan dikonsumsi sendiri. Rasa ulat yang gurih membuat warga ketagihan untuk mengkonsumsinya. Fenomena seperti ini hanya muncul setiap tahun sekali. Tradisi berburu ulat jati ini akan berakhir ketika seluruh kepompong ini berubah menjadi kupu-kupu.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait