Meski demikian, ia juga mengingatkan bila dalam Pilgub, nostalgia pilpres bisa saja berlanjut dalam Pilgub Jateng pada November mendatang.
"Untuk Pak Kapolda, peluang untuk maju dalam pilgub kuncinya ada di Gerindra dan Golkar, kalau kandidat yang lain, gerbongnya sudah nampak," paparnya.
‘’Alasan Pak Luthfi bisa maju karena ada restu dari Solo, dari istana, secara kualitas tidak diragukan lagi, startnya juga cukup bagus, namun demikian, belum ada partai yang mengusungnya,’’ sambung Wahid.
Wahid justru menggiring publik dengan menyatakan harusnya memang Gerindra yang jadi partai pengusungnya, namun kalau Golkar yang mengusungnya masih cek ombak.
"Saya berharap pada pilgub mendatang hanya ada dua figur pasangan saja. Dengan hanya dua pasangan, maka akan terjadi head to head dengan PDI Perjuangan," ujarnya.
Pasangan pertama yaitu calon dari PDI Perjuangan dengan Mas Hendi yang punya peluang cukup besar untuk maju sebagai kandidat, pasangan yang kedua tentunya Ahmad Luthfi.
‘’Bila dia (Ahmad Luthfi) punya gerbong sendiri, misalnya dicalonkan dengan Gerindra, Pak Luthfi sebagai gubernur dengan Mas Daryono sebagai wakil gubernur, karena maqomnya Pak Luthfi sebagai gubernur, jadi eman-emanlah bila tidak dijadikan calon gubernur, mubadzir kalau Pak Luthfi jadi wakil gubernur,’’ ucapnya.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait