SRAGEN, iNewsSragen.id - Tingginya angka golput dalam Pilkada Sragen mencerminkan adanya tantangan dalam sosialisasi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sragen.
Kurangnya sosialisasi dari KPU dan ketidakpuasan warga terkait informasi tentang calon bupati dan jadwal pemilihan memicu kekhawatiran akan rendahnya partisipasi pemilih.
Beberapa warga, seperti Suyadi Kurniawan dari Kedawung, mengeluhkan bahwa alat peraga kampanye (APK) tidak dipasang di lokasi-lokasi strategis, bahkan mungkin dipasang langsung oleh tim pasangan calon, bukan oleh KPU.
Giyarti, seorang pedagang dari Kutorejo, Sragen, mengaku tidak mengetahui siapa saja calon bupati yang bersaing, meskipun ia tahu hari pencoblosan.
Hal serupa diungkapkan oleh Harno dari Bedoro, yang menyebut tidak adanya pendataan atau pemberitahuan dari petugas pemilu terkait jadwal pemilihan.
Bahkan, warga lain seperti bakul mie ayam Mas Kenthi dari Hadiluwih, Sumberlawang, menyatakan tidak ada woro-woro atau pengumuman dari pihak penyelenggara.
Editor : Joko Piroso