DPRD Sragen: Program MBG Harus Tepat Sasaran ke Wilayah Rawan Pangan

Sementara itu, anggota DPRD Sragen lainnya, Pujono Elli Bayu Efendi, mengungkapkan banyak siswa yang mengeluh makanan MBG kurang enak. Meski demikian, ia menilai persoalan rasa bersifat relatif.
“Banyak anak bilang tidak enak, tapi itu variatif. Mungkin karena sering makan, jadi terasa biasa. Ada juga yang jarang makan, lalu merasa enak. Ini soal formula yang belum ketemu. Tapi tetap, sekolah harus menyampaikan keluhan itu ke penyedia makanan agar ada perbaikan,” tegas Pujono.
Pujono menambahkan, program MBG seharusnya diprioritaskan untuk wilayah-wilayah rawan pangan. Menurutnya, ada beberapa kecamatan di Dapil 3 dan 4 yang hingga kini belum tersentuh program secara maksimal.
“Kalau di Sragen, sebaiknya yang disasar lebih dulu adalah daerah-daerah dengan tingkat kesulitan ekonomi tinggi seperti Sukodono, Mondokan, Jenar, Tanon, Sumberlawang. Jadi manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat yang membutuhkan,” jelasnya.
Komisi IV DPRD juga menyoroti pentingnya peran Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen dalam mengawasi kualitas makanan MBG. Menurut Pujono, hanya dinas kesehatan yang memiliki otoritas dan keahlian menilai apakah makanan layak dikonsumsi atau tidak.
“Kami rekomendasikan agar Dinas Kesehatan terjun langsung memantau kualitas gizi, kebersihan, hingga kelayakan makanan yang disajikan. Jangan sampai program ini justru menimbulkan masalah kesehatan,” katanya.
Editor : Joko Piroso