Selain sholat, berbagai persiapan juga dilakukan oleh tokoh agama dan para santri, termasuk kegiatan shodaqoh (amal kebajikan) sebagai bentuk ibadah dan usaha untuk mengatasi krisis yang sedang terjadi.
Kekeringan ekstrim ini telah memberikan dampak serius pada perekonomian warga Grobogan. Tanaman petani mengering dan terancam mati karena kekurangan air, sehingga hasil pertanian mengalami penurunan drastis. Warga juga terpaksa harus membeli air bersih dengan harga yang tinggi, yang menambah beban ekonomi mereka.
Masyarakat berharap bahwa melalui sholat Istisqo ini, Allah akan mengirimkan hujan yang sangat dibutuhkan, mengakhiri kekeringan ekstrim, dan mengatasi krisis air bersih.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Grobogan menunjukkan bahwa banyak desa di wilayah tersebut telah mengalami kekeringan dan krisis air bersih. Semoga upaya ini membawa hasil dan membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh masyarakat Grobogan.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait