YOGYAKARTA, iNewsSragen.id - Bayu Aji Firmansyah, seorang mahasiswa disabilitas tunanetra dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), menjadi inspirasi banyak orang melalui pencapaian luar biasanya. Bayu berhasil menyelesaikan studi di Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial, Hukum, dan Ilmu Politik (FISHKIP) dalam waktu hanya 3 tahun 7 bulan dengan meraih gelar cum laude dan IPK 3,83.
Bayu memilih Ilmu Komunikasi di UNY karena ia yakin akan kemampuan dirinya dan melihat peluang lebih besar untuk diterima di UNY dibandingkan kampus lain. Keputusan ini didukung oleh penerimaan yang hangat dan dukungan dari para dosen di UNY, yang meskipun sebagian besar belum pernah mengajar mahasiswa tunanetra, mereka tetap berusaha untuk mengakomodasi kebutuhan Bayu.
Bayu merasa bersyukur dengan lingkungan yang mendukung di kampus, baik dari segi dosen maupun teman-teman sekelas. Ia mengakui bahwa ia tidak memiliki kemampuan mobilitas sebaik disabilitas lainnya yang memiliki latar belakang pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB). Namun, dengan bantuan teman-temannya, Bayu bisa mengatasi kesulitan dalam navigasi kampus. Ia sering membuat janji dengan teman-temannya di gerbang fakultas agar bisa bersama-sama menuju kelas.
Salah satu kunci keberhasilan Bayu adalah pengelolaan waktu yang efektif. Sejak diterima di UNY melalui jalur SBMPTN, ia sudah mentargetkan untuk lulus dalam 8 semester. Dengan dukungan dari beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) yang mengcover biaya kuliah sampai semester 8, Bayu menyadari pentingnya menyelesaikan studinya tepat waktu agar tidak perlu membayar biaya UKT tambahan.
Bayu juga menunjukkan inovasi dalam menyelesaikan kegiatan akademiknya. Ketika mendekati semester 7, ia memilih untuk memanfaatkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Bayu mengikuti program magang MSIB di sebuah start-up, yang kemudian ia konversi menjadi kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Dengan strategi ini, Bayu bisa fokus mengerjakan skripsinya di semester 7 tanpa terganggu oleh kegiatan KKN dan PKL yang biasanya memakan waktu cukup lama.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait