Kirab Benda Pusaka yang mengelilingi desa dan berakhir di petilasan Pangeran Suryo Kusumo, pendiri Desa Sumberjosari.Foto:iNews/Rustaman N
Yuliani, salah satu warga mengaku selama ini warga selalu ikut mengadakan tradisi sadranan ini untuk mendoakan dan mengingat jasa para leluhur terutama pendiri desa Sumberjosari ini.
Mereka juga meminta barokah kepada sang pencipta atas berkah yang telah diberikan kepada seluruh warga desa Sumberjosari, kecamatan Karangrayung, Grobogan, selama ini.
Setelah dibacakan doa, maka seluruh bungkusan panci berisikan nasi dan lauk-pauk ini kemudian dibawa pulang untuk dimakan bersama keluarga.
Menurut Ahmadi, anak juru kunci makam Pangeran Suryo Kusumo, tradisi ini selalu digelar setiap bulan suro.
Tempat keramat ini merupakan salah satu petilasan Pangeran Suryo Kusumo, salah satu Waliyullah, yang telah melakukan babat alas untuk mendirikan sebuah desa yang kini dikenal dengan nama desa Sumberjosari, Karangrayung.
Tradisi ini selalu rutin dilaksanakan setiap tahun sekali setiap tanggal sepuluh bulan suro.
Prosesi awal dalam tradisi ini adalah kirab benda pusaka yang dimulai dari rumah kepala dusun setempat mengelilingi desa dan berhenti di petilasan Pangeran Suryo Kusumo dengan mengenakan pakaian ala masa kerajaan.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait