2. Ratusan Wartawan Meliput
Pengumuman capres dari PDIP menjadi hal yang ditunggu-tunggu pada perayaan HUT ke-50 PDIP di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023). Bahkan, Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri mengungkapkan bahwa ada 150 wartawan dari dalam dan luar negeri yang mendaftar untuk meliput dan menunggu kejutan itu.
“Katanya Hasto (Sekjen PDIP), wartawan yang meliput saja, katanya yang daftar 150 dalam dan luar negeri. Saya kaget, ngopo tho yo? Sebenarnya ini seremonial 50 tahun partai, karena sebenarnya ini (capres) yang ditunggu-tunggu,” kata Megawati dalam pidatonya.
Mega pun menyampaikan capres yang akan diumumkan PDIP saat HUT ke-50 ini seperti taruhan. Namun, ia tidak akan semudah itu mengumumkan hanya karena ribuan kader PDIP yang hadir bertepuk tangan meriah.
3. Sindir Parpol Tidak Punya Kader
Megawati heran kenapa banyak parpol yang mengincar kader PDIP sebagai capres, apakah tidak memiliki kader sendiri.
“Saya sampai bilang ke Mba Puan dan Mas Nanan, lucu ya orang berpolitik? Lho kok kayak gitu ya? Gimana sih maunya? Emangnya enggak punya kader sendiri?,” kata Megawati disambut sorak-sorai kader di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).
Mega heran, kenapa parpol lain mau mendompleng atau menumpang kader PDIP.
“Yang keras dong.. iya, ndompleng-ndompleng (menumpang)..,” ucapnya.
Bahkan, Presiden RI ke-5 ini sampai menanyakan langsung pada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengenai aturan di KPU, apakah ada perubahan aturan soal pencalonan, tapi Hasto menyampaikan tidak ada perubahan aturan capres.
“Udah jelas aturannya yang bakal calon itu diusung, bukan pendukung, itu beda lho antara pengusung dan pendukung, oleh satu partai atau beberapa partai. Iya toh, aturannya ngono (begitu),” terang Mega.
Oleh karena itu, Megawati menyebut aneh dan gawat. Apakah parpol itu tidak punya kader, padahal jelas pemilu itu ada, semestinya juga dipersiapkan calonnya. Kalau tidak ada calon, lantas membangun partai itu apa tujuannya, karena parpol itu adalah organisasi politik sehingga internal parpol harus mempersiapkan.
“Aneh-aneh wae, makannya sorry. Haduhh, gawat dah. Kan kalau kayak gini konotasinya sepertinya partai kayak enggak punya kader. Padahal jelas pemilu ada, calonnya harus ada. Pertanyaan saya, bikin partai itu untuk apa? Jangan lupa, partai itu organisasi parpol, internalnya harus mempersiapkan, saya enggak tahu kalau partai lain,” tukasnya.
Editor : Joko Piroso