GROBOGAN, iNewsSragen.id – Ratusan pengungsi di Desa Ringin Kidul, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan menikmati buka puasa bersama untuk hari ketiga di lokasi pengungsian dengan kondisi seadanya, Selasa (11/3/2025).
Sementara itu, warga yang menolak mengungsi terpaksa berbuka puasa di tengah genangan banjir dan di atas tanggul sungai. Petugas pun harus mengirimkan logistik langsung dari rumah ke rumah menggunakan perahu karet dan truk sebelum waktu berbuka tiba.
Seperti inilah suasana buka puasa bersama di Gereja Ringin Kidul. Sekitar 200 pengungsi dari Desa Ringin Kidul dan Desa Baturagung mengantre untuk mendapatkan nasi bungkus dan air minum yang dibagikan oleh tim relawan banjir.
Begitu azan Magrib berkumandang, para pengungsi langsung menyantap makanan sederhana yang telah disediakan. Meski dalam kondisi darurat dan jauh dari rumah, kebersamaan dengan sesama pengungsi sedikit banyak mengobati rasa rindu akan momen berbuka bersama keluarga.
Yani dan Siti Asrofah, warga Desa Ringin Kidul, mengungkapkan bahwa selama tiga hari berada di pengungsian, mereka terus merasa penat dan tegang karena memikirkan kondisi rumah mereka yang terendam banjir.
Hingga saat ini, banjir di Desa Ringin Kidul masih belum menunjukkan tanda-tanda surut. Ketinggian air mencapai 60 cm hingga 1 meter, membuat warga trauma karena ini merupakan banjir keempat sejak awal tahun 2025.
Salah satu warga, Amir Mahmud, pengungsi asal Desa Baturagung, bahkan sempat dievakuasi paksa oleh petugas setelah nekat bertahan di atas tanggul Sungai Tuntang untuk menjaga rumah dan ternaknya.
Kondisi tanggul yang semakin mengkhawatirkan membuat petugas akhirnya mengevakuasi 20 warga dari Desa Baturagung ke Desa Ringin Kidul melalui areal persawahan menggunakan perahu karet. Mereka tidak bisa dibawa ke Balai Desa Baturagung karena akses jalan telah terputus dan kini berubah menjadi aliran sungai.
Editor : Joko Piroso
Artikel Terkait