Ia menuturkan, peristiwa pengeroyokan bermula dari pertandingan sepak bola antar sekolah. Usai pertandingan, seorang siswa dari pihak sekolah yang kalah mengirim pesan provokasi melalui WhatsApp.
"Namun sebelum terjadi gesekan antar siswa, permasalahan provokasi melalui WhatsApp itu dapat diselesaikan melalui jalur mediasi dan terjadi perdamaian," papar Indah.
Hanya saja, rupanya masih ada pihak - pihak yang belum bisa menerima hingga berujung pengeroyokan terhadap korban dan teman-temannya. Para pelaku berboncengan naik motor menggiring korban dan lima temannya ke lokasi yang diduga sebagai markas atau tempat kumpul para pelaku.
"Tanpa ada alasan, ini motif yang masih didalami, korban dikeroyok. tidak hanya dipukul, tetapi juga mengalami berbagai bentuk kekerasan seperti luka bakar akibat rokok dan tendangan di kepala. Bahkan, bukti berupa video penganiayaan sempat beredar di media sosial sebelum akhirnya dihapus," ungkap Indah.
Berdasarkan keterangan salah satu saksi mata yang merupakan warga setempat, kepada Indah mengatakan, melihat langsung peristiwa pengeroyokan itu. Pelakunya diperkirakan sekira 15 orang.
"Anak-anak itu tidak melakukan perlawanan, tetapi tetap saja dipukuli dengan brutal," ujarnya
Editor : Joko Piroso